Close
Mencegah Komplikasi 22/12/2020

Apa itu Gastroparesis?

Apa itu Gastroparesis?

Definisi

Gastroparesis berasal dari kata gastro (lambung) dan paresis (kelumpuhan). Secara medis, gastroparesis adalah kelainan pada saluran pencernaan yang ditandai dengan gangguan pada kontraksi otot di lambung.

Dalam keadaan normal, otot-otot di lambung berkontraksi untuk mencerna makanan dan meneruskan makanannya ke usus halus untuk diserap. Pada kondisi gastroparesis, kontraksi otot lambung tersebut berkurang drastis, bahkan tidak terjadi sama sekali. Akibatnya, proses pencernaan menjadi terganggu.

Penyebab

Hingga kini, penyebab gastroparesis belum diketahui secara pasti dan bisa dipengaruhi beragam faktor. Meski begitu, penyebab yang paling sering ditemukan adalah penyakit diabetes melitus.

Selain diabetes, penyakit lain yang bisa menyebabkan gastroparesis meliputi infeksi, hipotiroid, kelainan jaringan ikat seperti skleroderma, efek samping obat-obatan tertentu, pascaoperasi, hingga gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.

Pada banyak kasus, gastroparesis juga dipercaya terjadi akibat kerusakan pada saraf yang mengendalikan otot-otot lambung (saraf vagus). Saraf vagus membantu regulasi dari berbagai proses kompleks pada saluran cerna, termasuk memberikan sinyal kepada otot perut untuk berkontraksi dan mendorong makanan ke usus halus.

Saraf vagus yang mengalami kerusakan tidak dapat mengirimkan sinyal ke otot lambung secara normal. Hal ini dapat menyebabkan makanan menetap di lambung lebih lama.

Gejala

Gejala gastroparesis mirip dengan gejala mag. Keluhan yang paling sering dialami penderitanya adalah perut terasa penuh, kembung, mual, dada terasa terbakar, nyeri di daerah hulu hati, dan merasa cepat kenyang meski baru makan sedikit.

Sering kali, keluhan-keluhan tersebut terjadi setelah mengonsumsi makanan tinggi serat seperti sayur dan buah, makanan berlemak, atau minuman berkarbonasi.

Selain keluhan yang disebutkan di atas, gastroparesis juga bisa mengakibatkan berat badan turun. Hal ini dikarenakan ada gangguan penyerapan makanan.

Untuk memastikan seseorang mengalami gastroparesis, dokter akan melakukan wawancara secara menyeluruh dan pemeriksaan fisik, terutama di daerah perut. Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan berupa rontgen di rongga perut atau endoskopi dengan cara memasukkan selang yang dilengkapi kamera dari mulut hingga ke dalam lambung.

Penanganan

Pengaturan pola dan jenis makanan merupakan hal yang sangat penting dalam hal penanganan gastroparesis. Penderita tak boleh makan terlalu banyak dalam satu kali waktu makan karena lambung akan kesulitan mencerna makanannya.

Lebih lanjut lagi, penderita gastroparesis disarankan untuk membatasi konsumsi makanan berlemak karena akan makin memicu keluhan di lambung.

Konsumsi serat juga harus diatur dengan baik karena serat juga dapat menyebabkan keluhan gastroparesis memberat. Jika akan makan sayuran atau makanan lain yang tinggi serat, sebaiknya makanan tersebut dimasak hingga benar-benar lunak.

Pada kondisi gastroparesis yang sangat berat, terkadang operasi untuk menempatkan selang makanan di usus (secara medis disebut dengan istilah jejunostomy) perlu dilakukan. Pada kondisi seperti ini, makanan dalam bentuk pure akan langsung dimasukkan melalui selang tersebut, tidak melewati mulut dan lambung.

Jika gastroparesis disebabkan karena penyakit diabetes melitus, pencegahan harus dilakukan dengan mengontrol gula darah. Mengendalikannya bisa dilakukan dengan mengatur pola makan, olahraga secara teratur, memeriksa kadar gula darah secara rutin, serta mengonsumsi obat-obatan sesuai dosis dan waktu yang ditetapkan oleh dokter.

Ada beberapa obat-obatan yang kadang diberikan dalam pengobatan gastroparesis, yaitu metoklopramid, domperidon, atau cisapride. Konsumsi obat-obatan tersebut hanya boleh dilakukan dengan resep dokter.

Cara pencegahan

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah gastroparesis, yaitu:

  • Hindari makan terlalu banyak dalam sekali waktu makan. Lebih baik makan lebih sering dengan porsi kecil tiap kali makan.
  • Minum air putih dalam jumlah yang cukup, sekitar 1,5-2 liter per hari.
  • Hindari paparan asap rokok dan konsumsi alkohol karena dapat mengganggu kontraksi otot lambung.
  • Olahraga teratur.
  • Jika memiliki diabetes melitus, pastikan kadar gula darah harian sesuai dengan target yang ditetapkan oleh dokter.

Sumber:

https://gi.org/topics/gastroparesis/

https://aboutgastroparesis.org/prevention-management-tips.html

https://www.medscape.com/viewarticle/563730_3


Reach us now

Reach us now

Temukan solusi bersama ahli.