Definisi
Neuropati diabetik adalah gangguan neurologis yang disebabkan oleh diabetes. Ini adalah komplikasi umum dari diabetes tipe 1 dan tipe 2. Sekitar 26 persen orang dengan diabetes tipe 2 sudah memiliki masalah sistem saraf ketika didiagnosis.
Saraf mengirimkan sinyal antara otak dan bagian tubuh lainnya. Sinyal-sinyal ini memungkinkan tubuh kita untuk merasakan dan memindahkan sesuatu, mengontrol berbagai fungsi tubuh, misalnya mencerna makanan, buang air kecil atau besar.
Penyebab
Neuropati diabetes sebagian besar disebabkan oleh kadar gula (glukosa) darah yang tidak terkontrol dan terus-menerus tinggi. Gula darah tinggi ini pada akhirnya akan merusak pembuluh darah kecil yang menyediakan oksigen dan nutrisi ke sel-sel saraf.
Selain itu, neuropati diabetes juga lebih mungkin terjadi pada seseorang yang memiliki faktor-faktor berikut:
• Kelebihan berat badan atau indeks massa tubuh di atas 24 kg / m2
• Tekanan darah tinggi
• Kolesterol Tinggi
• Trigliserida tinggi
• Penyakit ginjal lanjut (nefropati diabetik)
• Riwayat penyakit jantung koroner
• Konsumsi alkohol berlebihan
• Kebiasaan merokok
Studi juga menunjukkan bahwa ada gen tertentu yang membuat pasien diabetes lebih mungkin untuk mengalami neuropati diabetik.
Gejala
Ada empat jenis neuropati diabetik. Pasien dapat mengalami satu atau lebih dari itu. Gejala-gejala ini sering dirasakan secara bertahap, tergantung pada jenis neuropati dan saraf yang rusak. Banyak kasus neuropati diabetik tidak terlihat dan hanya terlihat ketika kondisinya sudah parah.
Di bawah ini adalah tipe-tipe neuropati diabetes:
Neuropati perifer
Jenis ini adalah yang paling umum ditemukan. Area yang terlibat meliputi kaki bagian bawah hingga telapak kaki, lalu berlanjut ke tangan dan lengan. Gejala yang dapat terjadi termasuk:
Sistem saraf otonom mengontrol fungsi jantung, kandung kemih, lambung, usus, organ seks, dan mata. Diabetes dapat memengaruhi saraf di area tersebut dan menyebabkan gejala-gejala ini:
Neuropati radiculoplexus memengaruhi saraf paha, pinggul, bokong, atau anggota tubuh bagian bawah. Kasus ini lebih sering ditemukan pada orang dengan diabetes tipe 2, dan pada orang tua.
Neuropati Radiculoplexus juga dikenal sebagai amiotropi diabetik, neuropati femoral atau proksimal.
Gejala neuropati radiculoplexus biasanya terjadi pada satu sisi tubuh meskipun dapat meluas ke sisi lain tubuh. Gejala yang dapat terjadi termasuk:
Beberapa gejala dapat membaik seiring waktu. Namun, sebelum itu, gejalanya juga bisa sangat buruk dan parah.
Mononeuropati atau neuropati fokal adalah kerusakan pada saraf tertentu, seperti wajah, batang tubuh, atau anggota tubuh bagian bawah. Gangguan ini paling sering ditemukan pada penderita diabetes yang sudah tua.
Munculnya mononeuropati tiba-tiba dan dapat menyebabkan rasa sakit yang parah. Namun, kondisi ini umumnya tidak menimbulkan masalah dalam waktu yang lebih lama.
Gejala-gejala mononeuropati dapat menghilang dengan sendirinya, tanpa pengobatan dalam minggu atau bulan, dan tergantung pada area yang terlibat. Pasien dapat mengalami nyeri pada betis atau kaki, punggung bagian bawah atau pinggul, bagian depan paha, dada, atau perut.
Mononeuropati juga dapat menyebabkan gangguan saraf dan mata. Gejalanya meliputi sulit untuk fokus, penglihatan ganda, rasa sakit di belakang mata, dan kelumpuhan pada satu sisi wajah (Bell's palsy).
Dalam beberapa kasus, mononeuropati terjadi ketika saraf dikompresi. Masalah yang paling umum adalah sindrom terowongan karpal. Kondisi ini dapat menyebabkan mati rasa atau kesemutan di tangan dan jari, kecuali jari kelingking. Genggaman tangan juga bisa menjadi lemah, sehingga benda yang dipegang sering jatuh.
Pengobatan
Neuropati diabetes tidak dapat disembuhkan. Namun, ada tiga cara utama untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi:
Gejala neuropati diabetik dapat ditingkatkan jika kadar gula darah terkontrol dengan baik. Kontrol dilakukan melalui empat pilar utama perawatan diabetes, yaitu pendidikan, pengaturan diet, olahraga, dan pengobatan pada dosis yang sesuai.
Orang dengan neuropati tidak selalu merasakan sakit ketika kaki mereka terluka. Oleh karena itu, perawatan kaki rutin diperlukan untuk memantau setiap perubahan pada kulit, seperti retak atau luka, yang dapat meningkatkan risiko infeksi.
Karena alasan ini, mereka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kaki komprehensif setahun sekali. Selain itu, penting juga untuk melakukan pemeriksaan visual pada kaki setiap kunjungan ke dokter (setiap 3-4 bulan).
Setiap hari, mereka harus menghindari aktivitas yang dapat melukai kaki, berhati-hati saat memotong kuku, mencuci dan memeriksa kaki setiap hari, dan menggunakan kaus kaki dan sepatu yang nyaman sehingga tidak menyebabkan cedera pada kaki.
Nyeri akibat neuropati relatif sulit diredakan sehingga dapat memengaruhi kualitas hidup. Nyeri sering memburuk di malam hari yang bisa mengganggu tidur.
Beberapa jenis obat yang berguna untuk mengendalikan neuropati diabetik adalah duloxetine dan pregabalin. Obat lain yang bisa digunakan, seperti amitriptyline, gabapentin, tramadol, dan asam alfa-lipoat.
Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya neuropati diabetik, pasien harus melakukan manajemen diabetes dengan baik dan terencana.
Manajemen diabetes meliputi pengendalian kadar gula darah, tekanan darah, dan kadar kolesterol hingga mencapai target. Ini dapat dicapai dengan menerapkan rencana makan yang baik, berolahraga secara teratur, minum obat antidiabetes dan obat lain yang diresepkan oleh dokter secara teratur, membatasi konsumsi alkohol, dan berhenti merokok.
Sumber :
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetic-neuropathy/symptoms-causes/syc-20371580