Penulis: dr. Devia Irine Putri
Short desc: Mengonsumsi makanan dan minuman yang terlalu manis bisa mengganggu imun tubuh diabetesi. Adakah pemanis yang aman untuk penderita diabetes?
Meta title: Penting! Tips Mengonsumsi Pemanis untuk Penderita Diabetes
Meta desc: Mengonsumsi makanan dan minuman yang terlalu manis bisa mengganggu imun tubuh penderita diabetes. Lalu, apakah ada pemanis yang aman bagi penderita diabetes? Simak selengkapnya di sini.
Keyword: pemanis untuk diabetes
Hampir semua orang menyukai makanan atau minuman yang manis. Namun, bagi diabetesi atau penderita diabetes, makanan atau minuman yang manis menjadi pantangan tersendiri. Kalau sudah begitu, apakah ada pemanis yang aman untuk penderita diabetes?
Mengenal Jenis-Jenis Pemanis
Zaman sekarang, sudah banyak pemanis buatan pengganti gula yang tersedia di pasaran. Secara garis besar, terdapat dua jenis pemanis, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.
Pemanis alami adalah bahan pemberi rasa manis yang berasal dari alam. Sedangkan, pemanis buatan adalah pemanis yang pembuatannya melalui serangkaian proses kimiawi.
Berikut ini adalah beberapa jenis pemanis yang sering digunakan dalam makanan maupun minuman:
1. Stevia
Siapa yang tak kenal dengan stevia? Stevia dikenal sebagai pengganti gula yang berasal dari alam. Kandungan steviol glycosides inilah yang dimanfaatkan sebagai pemanis.
Selain itu, kelebihan dari pemanis jenis ini adalah tidak memiliki kalori. Meski tidak memiliki kalori, pemanis stevia bisa memberikan rasa manis 200 kali melebihi gula pasir (sukrosa) pada umumnya. Batas aman penggunaan stevia adalah 4mg/kgBB/hari.
2. Sakarin
Pemanis buatan sakarin pastilah tak asing di telinga Anda. Sudah sejak lama sakarin digunakan untuk memberikan rasa manis pada makanan maupun minuman.
Pemanis buatan sakarin memiliki kekuatan 200-700 kali lebih tinggi dibandingkan gula pasir. Untuk itu, batas aman dari penggunaan sakarin adalah 15mg/kgBB/hari.
3. Aspartam
Aspartam merupakan pemanis buatan yang memiliki kekuatan 200 kali lebih manis dibandingkan gula pasir biasa.
Umumnya pemanis aspartame juga ditemukan pada makanan dan minuman sehari-hari seperti minuman bersoda, permen karet, yoghurt, maupun sereal. Batas aman penggunaan pemanis jenis ini adalah 50mg/kgBB/hari.
Bagi orang yang memiliki kondisi medis bawaan seperti fenilketonuria, tidak disarankan untuk menggunakan pemanis jenis aspartam.
4. Sukralosa
Sukralosa dikenal sebagai pengganti gula yang banyak orang cari. Meski 600 kali lebih manis dibandingkan golongan sukrosa, pemanis buatan ini rendah kalori. Batas aman dari penggunaan sukralosa adalah 5mg/kgBB/hari.
Sukralosa sering ditemukan pada berbagai jenis makanan dan minuman, seperti kue, dessert, aneka minuman, gelatin dan permen karet.
Dibandingkan dengan pemanis lainnya, sukralosa tetap stabil dalam suhu 450 derajat Fahrenheit atau setara dengan 232 derajat Celsius. Tak mengherankan apabila pemanis ini digunakan untuk mengolah makanan atau minuman yang memerlukan suhu tinggi.
5. Acesulfame Potassium
Acesulfame potassium merupakan pemanis buatan yang sering digunakan untuk makanan dan minuman karena mudah larut. Biasanya pemanis jenis ini digunakan untuk permen maupun aneka makanan pencuci mulut.
Kekuatan pemanis ini 200 kali lebih manis dibandingkan gula tebu, dan umumnya dikombinasikan dengan pemanis lainnya. Batas aman penggunaan acesulfame potassium itu sendiri adalah 15mg/kgBB/hari.
6. Neotame
Neotame digunakan sebagai pemanis buatan untuk berbagai jenis makanan dan minuman, kecuali untuk memasak daging maupun produk unggas.
Neotame memiliki kekuatan 7.000-13.000 kali lebih manis dibandingkan sukrosa. Batas aman penggunaan neotame adalah 0,3mg/kgBB/hari
7. Advantame
Dibandingkan dengan pemanis lainnya, advantame tergolong pemanis jenis baru yang muncul di masyarakat. Advantame memiliki kekuatan 20.000 kali lebih manis dibandingkan gula pasir.
Advantame mirip dengan neotame, namun yang membedakan adalah advantame lebih manis. Batas aman penggunaan advantame adalah 32,8mg/kgBB/hari.
Tetap Aman Konsumsi Pemanis Buatan
Memiliki kondisi diabetes bukan berarti tak bisa menikmati makanan dan minuman yang manis. Pemanis buatan bisa menjadi alternatif pengganti gula pasir dalam makanan dan minuman.
Penggantian jenis pemanis ini bukan berarti diabetesi bisa mengonsumsi makanan dan minuman manis dalam jumlah yang lebih banyak. Diabetesi diperbolehkan mengonsumsi makanan dan minuman yang ditambahkan pemanis buatan, asalkan tidak melebihi batas aman penggunaan.
Pemanis untuk diabetesi dikelompokkan menjadi pemanis yang berkalori dan tak berkalori. Bagi diabetesi, pilihlah pemanis tak berkalori seperti sukralosa maupun stevia. Kedua jenis ini termasuk aman untuk dikonsumsi dan bisa ditambahkan dalam makanan dan minuman yang panas maupun dingin.
Jadi, jangan mudah terlena dengan kata ‘pemanis untuk diabetesi’. Pastikan Anda memilih dan mengonsumsi jenis pemanis yang sesuai, yaitu kadar kalorinya rendah dan tidak memberikan efek samping.
Jika ragu, sebaiknya konsultasikan dahulu kepada dokter agar Anda bisa menggunakan pemanis yang sesuai.
Sumber:
https://www.medicalnewstoday.com/articles/262475#uses
https://www.health.harvard.edu/blog/artificial-sweeteners-sugar-free-but-at-what-cost-201207165030