Diabetes memengaruhi kemampuan tubuh Anda dalam memproses gula yang masuk. Semua makanan yang Anda makan berubah menjadi gula dan digunakan sebagai energi. Pada diabetes tipe 1, tubuh tidak bisa menciptakan cukup insulin, yakni hormon yang membawa gula dari darah ke sel-sel yang membutuhkannya sebagai energi. Sementara pada diabetes tipe 2, tubuh tidak bisa merespons insulin. Keduanya menyebabkan kadar gula darah tinggi, yang bisa menimbulkan masalah pada mata, saraf, ginjal, jantung, dan organ tubuh lain, termasuk gigi dan gusi.
Anda tak perlu khawatir, Sahabat Sehat, karena hal tersebut sangat mungkin untuk dicegah. Yuk, cari tahu kondisi seperti apa yang Anda hadapi, lalu apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan mulut penderita diabetes.
Penderita diabetes lebih mudah terkena penyakit gusi
Tahukah Anda bahwa di mulut Anda terdapat banyak sekali bakteri yang sangat kecil, dan jumlahnya melebihi jumlah manusia di muka bumi? Jika bakteri tersebut melekat di gusi, Anda bisa terkena periodontitis. Periodontitis merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan penyangga gigi.
Penyakit inflamasi yang terjadi dalam jangka panjang ini bisa merusak gusi, semua jaringan yang menahan gigi, bahkan tulang Anda.
Periodontitis merupakan sakit gigi paling umum yang diderita pengidap diabetes. Pertambahan usia dan kontrol gula darah yang buruk meningkatkan risiko penderita diabetes terkena periodontitis. Keadaan sebaliknya juga bisa terjadi: penyakit gusi yang serius juga bisa menyebabkan lonjakan gula darah. Tentu saja hal ini semakin menyulitkan penderita diabetes dalam menjaga kadar gula darah, dan bakteri di gusi semakin sulit dilawan.
Baca juga: Jaga Gula Darah Tetap Normal untuk Kendalikan Diabetes
Penyakit pada mulut yang umum terjadi pada diabetes
Infeksi pada mulut tidak terjadi begitu saja. Jika Anda beri perhatian lebih terhadap kesehatan mulut sejak dini, Anda bisa mencegahnya begitu muncul gejala awal. Berikut ini penjelasan tahapannya.
- Kerusakan gigi (karies)
Seperti yang telah dijelaskan di atas, mulut secara alami mengandung beberapa tipe bakteri. Ketika gula dalam makanan dan minuman berinteraksi dengan bakteri ini, lapisan lengket yang disebut plak akan terbentuk di gigi. Asam yang terkandung di dalam plak akan menyerang permukaan gigi. Hal ini bisa menyebabkan gigi berlubang dan penyakit gusi.
Semakin tinggi kadar gula darah Anda, semakin besar konsumsi gula, semakin banyak pula asam yang mengikis gigi.
- Penyakit gusi tahap awal (gingivitis)
Diabetes mengurangi kemampuan Anda untuk melawan bakteri. Jika Anda tidak menghilangkan plak di gigi dengan sikat gigi dan flossing rutin, plan akan mengeras di bawah garis gusi, yang kemudian menjadi karang gigi.
Semakin lama plak dan karang menempel pada gigi, keduanya semakin memicu iritasi pada gusi di sekitar dasar gigi yang disebut gingiva. Lama-kelamaan, gusi Anda menjadi bengkak dan mudah berdarah. Kondisi ini diketahui sebagai gingivitis.
- Penyakit gusi lanjutan (periodontitis)
Jika terus diabaikan, gingivitis bisa memicu infeksi lebih serius, yang disebut periodontitis, yang bisa menghancurkan jaringan lunak dan tulang penopang gigi Anda. Akhirnya, periodontitis menyebabkan gusi terlepas dari gigi, yang selanjutnya menyebabkan gigi kendur dan kemungkinan tanggal.
Periodontitis cenderung lebih parah jika terjadi pada penderita diabetes karena gangguan gula darah menurunkan kemampuan untuk melawan infeksi dan memperlambat penyembuhan. Infeksi seperti periodontitis juga bisa menyebabkan kadar gula darah Anda meningkat, yang pada akhirnya membuat diabetes Anda lebih sulit dikendalikan. Sehingga, mencegah dan mengobati periodontitis dengan pembersihan gigi secara teratur juga sekaligus membantu Anda menjaga kadar gula darah.
- Seriawan
Penderita diabetes lebih berisiko seriawan, yang terjadi karena infeksi jamur. Bercak putih atau merah yang menyakitkan ini biasanya memang berukuran kecil, tapi bisa membuat Anda tak nyaman mengunyah selama berhari-hari.
- Mulut kering kronis (xerostomia)
Beberapa penderita diabetes mengalami kekurangan saliva atau air ludah, yang mengakibatkan mulut kering. Tanpa saliva yang menjaga mulut tetap lembab serta membersihkan gigi, Anda berisiko terkena empat penyakit mulut di atas.
Baca juga: Diabetes Bisa Bikin Bau Mulut, Mitos atau Fakta?
Rawat kesehatan mulut dengan benar
Untuk mencegah kerusakan pada gigi dan gusi, selalu kelola diabetes dan rawat gigi dengan sungguh-sungguh. Pencegahan paling utama adalah pantau kadar gula darah Anda dan patuhi anjuran dokter untuk menjaga kadar gula darah tetap normal. Semakin baik Anda menjaga gula darah, semakin berkurang risiko terkena kerusakan gigi ataupun penyakit mulut lainnya.
Langkah selanjutnya yang tak kalah penting: sikat gigi minimal dua kali sehari pada pagi dan malam hari. Akan lebih baik lagi jika Anda segera sikat gigi setelah setiap makan. Pilihlah sikat gigi yang lembut dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Sikatlah gigi Anda secara perlahan dan menyeluruh. Gantilah sikat gigi setelah 2-3 bulan pemakaian.
Anda juga perlu pergi ke dokter gigi minimal dua kali dalam setahun untuk pemeriksaan dan pembersihan rutin. Pastikan juga bahwa dokter gigi Anda mengetahui kondisi diabetes Anda.
Namun, di saat pandemi seperti ini, sebaiknya tunda dulu kunjungan ke dokter gigi sebagai pencegahan penyebaran Covid-19. Anda tetap bisa berkonsultasi dengan dokter melalui pesan daring atau video call. Jika benar-benar mendesak, diskusikan dengan dokter gigi Anda terkait jalan keluar terbaik.
Untuk menekan keperluan ke dokter gigi, Anda bisa mulai rajin melakukan flossing minimal sehari sehari. Flossing membantu menghilangkan plak di antara gigi dan di bawah garis gusi Anda. Kebiasaan flossing ini di Indonesia belum begitu populer, padahal Anda bisa menemukan benang flossing dengan mudah di minimarket atau supermarket.
Terakhir yang tak kalah penting, berhentilah merokok karena kebiasaan buruk ini memicu komplikasi diabetes yang serius, termasuk penyakit gusi dan gigi keropos.
Sahabat Sehat, merawat gigi bukanlah hal sulit sebab caranya sederhana dan tak menghabiskan banyak waktu, juga telah Anda lakukan sejak kecil. Anda hanya perlu tetap disiplin. Rawatlah kesehatan mulut Anda sebagai ucapan terima kasih kepada bagian tubuh satu ini yang telah membantu Anda menikmati makanan serta minuman kesukaan Anda.