Hiking menjadi pilihan untuk bepergian pada masa pandemi karena dilakukan di ruang terbuka, sekaligus sambil berolahraga untuk meningkatkan sistem imun. Menurut Texas Medical Association, hiking termasuk kegiatan risiko rendah-sedang terkait penyebaran Covid-19.
Kondisi diabetes dan pandemi ini menuntut Anda untuk memberikan perhatian ekstra pada persiapan hiking. Yuk, cek tips berikut, Sahabat Sehat.
1. Cari tahu lokasi hiking
Saat mencari tahu lokasi hiking, yang utama di masa pandemi ini adalah mengetahui apakah daerah tersebut aman dari penyebaran Covid-19. Anda wajib menghindari zona merah dan oranye terkait jumlah kasus positif Covid-19. Minimal lokasi tujuan Anda berada di status zona kuning atau zona risiko rendah. Akan lebih baik lagi jika lokasi hiking Anda berada di zona hijau, yang artinya zona tidak terdampak, tidak tercatat kasus Covid-19.
Mencari tahu lokasi dan karakter tujuan hiking Anda sangat penting baik, terlebih lagi jika Anda pemula atau belum pernah mengunjunginya. Cari tahu jarak dan durasi untuk menempuhnya. Jangan lupa untuk menghitung dalam perjalanan pulang-pergi. Informasi awal ini sangat menentukan persiapan lainnya.
Cari tahulah sebanyak-banyaknya, seperti medan, cuaca, topografi, fasilitas kesehatan terdekat, dan yang paling penting: transportasi. Biasanya, hiking bisa diselesaikan dalam satu hari. Namun, jika Anda berencana sekaligus berliburan, pilihlah penginapan yang menerapkan protokol kesehatan dan mengutamakan kebersihan agar hiking Anda di masa pandemi ini tetap aman.
2. Pilih sepatu yang pas
Anda bisa menggunakan sepatu sehari-hari Anda jika lokasi hiking masih di sekitar tempat tinggal, yang medannya relatif dan datar dan mudah untuk bermanuver. Namun, jenis sepatu tersebut tentu harus dihindari jika lokasi hiking memiliki medan yang lebih berat.
Pilihlah sepatu trail atau boots sebagai kebutuhan hiking Anda. Tak seperti sepatu biasa, sepatu naik gunung memiliki sol bergerigi yang dirancang untuk membantu kestabilan Anda. Sepatu jenis ini terasa fleksibel dan ringan saat berjalan melintas alam.
Sepatu gunung Anda memang didesain untuk meminimalkan cedera dan membantu Anda lebih menjejak di permukaan, tapi tetaplah berhati-hati saat menghadapi medan lembab, becek, atau bebatuan. Sebaiknya, pilih sepatu yang tahan air untuk menjaga kaki Anda tetap kering.
Setelah melewati medan becek atau berlumpur, segera bersihkan bagian sol sebelum bekas tanah mengering untuk tetap menjaga kestabilan sepatu Anda.
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Kaki pada Musim Hujan
3. Bahas kondisi Anda dengan teman hiking
Penderita diabetes memang haruslah mandiri. Namun, hiking bersama akan lebih menyenangkan dan aman. Hiking bersama membuat perjalanan terasa lebih ringan karena memiliki teman mengobrol. Dan yang paling penting, ada orang yang mudah dimintai tolong saat Anda ingin berfoto di tengah pemandangan yang cantik.
Karena ia akan menemani sepanjang perjalanan, Anda perlu memberi tahu keadaan diabetes Anda kepadanya, sedetail mungkin. Hal ini bukanlah untuk membuat Anda dan teman Anda khawatir berlebihan, melainkan membuatnya sigap dan tahu apa yang perlu dilakukan jika tiba-tiba kondisi kesehatan Anda tidak stabil.
Aktivitas fisik biasanya memicu penurunan gula darah. Jelaskan kepada teman hiking Anda soal gejala dan tindakan untuk memperbaiki kondisi Anda.
4. Cek gula darah lebih sering
Seperti yang telah disebutkan, gula darah bisa berubah dengan cepat selama dan beberapa lama setelah aktivitas fisik. Sebelum muncul gejala penurunan gula darah drastis, Anda bisa tetap mencegahnya dengan mengonsumsi camilan manis yang bisa meningkatkan gula darah dengan cepat.
Saat aktivitas fisik tingkat sedang seperti hiking, gula darah bisa turun lebih dari yang Anda kira. Jadi, sebaiknya cek gula darah lebih sering, yakni saat sebelum dan sesudah makan, sebelum dan setelah menghadapi tanjakan curam, di pagi hari, dan sebelum tidur.
5. Bawa camilan lebih
Tak perlu sungkan jika tas Anda terdapat banyak camilan. Hal ini justru bentuk kemandirian Anda, karena Anda paham bahwa diri Anda satu-satunya yang bisa diandalkan dalam kondisi apapun. Camilan ini akan sangat berguna untuk menyelamatkan kadar gula darah yang sewaktu-waktu bisa menurun drastis.
Untuk mengurangi beban tas, Anda juga perlu memilih camilan yang tidak menguras tempat, juga efektif dalam meningkatkan kadar gula darah, seperti tablet atau jel glukosa, atau minuman manis.
Baca juga: 5 Camilan yang Baik bagi Diabetesi
6. Banyak minum
Dehidrasi pada penderita diabetes bisa berakibat pada kram kaki. Dehidrasi bisa terjadi karena hiking membuat Anda banyak berkeringat. Jadi, meskipun belum terasa haus, tetap disiplin untuk berhenti sebentar untuk minum.
Atau, tas hiking banyak dilengkapi dengan kantong air dan selang yang memudahkan Anda agar tetap terhidrasi dengan baik. Selain air putih, Anda juga bisa mengonsumsi minuman elektrolit untuk menjaga keseimbangan kadar kalium, sebagai pengganti cairan yang keluar lewat keringat.
7. Bikin P3K sendiri
Pertolongan pertama bagi penderita diabetes di sini tak sebatas untuk luka, tetapi juga kebutuhan khusus Anda, termasuk:
- Obat-obat pribadi yang umum
- Alat cek gula darah dan strip cadangan
- Hand-sanitizer (penting untuk bebersih sebelum cek gula darah)
- Perban dan botol kecil berisi larutan garam. Penderita diabetes rentan terhadap infeksi, sementara air juga mengandung bakteri, sehingga membersihkan luka dengan larutan garam menjadi cara paling tepat.
- Jika Anda menggunakan insulin, bawalah sebotol insulin cadangan dan jarum suntik cadangan, terutama bila berencana menginap.
- Glukosa atau permen yang mudah dicerna
Pastikan teman Anda mengetahui tempat Anda menyimpan P3K dan camilan di dalam tas Anda.
8. Alat komunikasi
Jika memasuki wilayah pegunungan, Anda mungkin tak mendapat sinyal sehingga Anda dan teman Anda perlu mempelajari mengirim pesan darurat atau SOS tanpa sinyal.
Selain itu, Anda juga perlu memberi tahu anggota keluarga di mana lokasi hiking Anda, berapa lama Anda akan pergi, dan hubungi mereka sebelum dan setelah selesai hiking.
9. Patuhi protokol kesehatan
Saat hiking di masa pandemi, Anda wajib tetap menerapkan jaga jarak minimal 2 meter dari orang lain. Anda juga tidak boleh menggunakan barang bersamaan dengan orang lain.
Saat mendaki, Anda boleh tidak menggunakan masker, tapi Anda wajib menggunakannya saat satu area dengan orang lain. Jika tergolong sering hiking atau naik gunung, Anda tak asing dengan menggunakan buff, sehingga penggunaan masker pun bukan masalah besar.
Untuk menghindari potensi keramaian, pilihlah jadwal hiking lebih pagi, atau pada hari kerja jika memungkinkan.
Selama Anda mendaki, selalu terapkan tips aman untuk penderita diabetes di atas. Selama pandemi ini, selalu jaga diri Anda sendiri dan orang lain saat hiking agar kegiatan ini memberikan manfaat bagi kesehatan Anda, dan tak memberikan sumbangsih dalam penyebaran Covid-19.
Baca juga: Penderita Diabetes Indonesia Perlu Pahami Ini untuk Hadapi New Normal Covid-19
Sumber :